LAPORAN
HASIL SURVEY TENTANG
KOMUNITAS GENK MOTOR
Disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konseling Komunitas
Dosen Pengampu, Ujang Khiyarusoleh, M.Pd
Disusun
Oleh :
Isti Rochanah 1110500077
Moh. Aliy Murtopo 1110500097
Puji Istikhomah 1110500115
Sri Murni 1110500146
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Komunitas merupakan istilah yang tidak asing bagi
sebagian orang. Komunitas merupakan bagian dari kehidupan di masyarakat
dimanapun tempatnya. Banyak komunitas terbentuk dengan tujuan, visi, dan
misinya sendiri. Komunitas
merupakan istilah yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari pada
berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang popular, maka
maknanya pun bisa beragam tergantung pada konteks kalimatnya. Kita biasa
mendengar ada orang yang mengatakan “komunitas ilmuwan yang mendukung teori
evolusi”. Dalam pemberitaan media sering juga muncul ungkapan “komunitas muslim
di Kashmir”. Sedangkan para anggota Polri tentu juga akrab dengan istilah
“membina hubungan baik dengan komunitas masyarakat lokal”, ataupun kalimat
“perpolisian komunitas”.
Sedangkan
Stewart E Perry (2001) dalam CED Definitions and Terminology
memandang ada dua makna komunitas. Pertama komunitas sebagai katagori
yang mengacu kepada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai-nilai dan
kepentingan bersama yang khusus, seperti penyandang cacat, jamaah masjid, atau
kelompok imigran. Kedua, secara khusus menunjuk pada satu katagori
manusia yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas
tertentu yang sama yang karena kesamaan lokalitas itu secara tak langsung
membuat mereka mengacu kepada kepentingan dan nilai-nilai yang sama. Dengan
demikian, apa yang diungkapkan Perry ini sama dengan pengenalan kita atas
konsep komunitas sebagai istilah yang menunjukkan pada lokalitas atau struktur.
Menanggapi
tentang berbagai pengertian dan contoh tentang komunitas, maka dalam kesempatan
penyusunan makalah ini, penulis akan sedikit mengangkat tema bahasan tentang
komunitas yang akhir-akhir ini mudah kita jumpai dikehidupan kita, yaitu
komunitas genk motor dengan setiap aktivitasnya serta apa saja yang menjadi
tujuan mereka sebagai anggota komunitas tersebut.
II.
Permasalahan
Menanggapi berbagai isu yang berkembang, maka sedikit
dapat kita pahami bahwa pada dasarnya setiap komunitas itu memiliki pandangan
yang tidak sepenuhnya sama walaupun bergerak dalam hal yang sama, tetapi
perbedaan tetap ada dengan kesepakatan yang disepakati oleh masing-masing
kelompok komunitas yang terbentuk. Sejenak persepsi tentang komunitas genk
motor dapat kita simpulkan melalui informasi dan permasalahan yang ada dalam
komunitas tersebut.
III.
Tujuan dan Manfaat
Banyak sebagian orang menganggap bahwa komunitas genk
motor cenderung anarkis dan mengacu pada hal-hal negative. Maka dalam hal ini
akan sedikit dikupas mengenai komunitas genk motor dengan segenap tujuan
komunitas tersebut dan bentuk kegiatannya agar kita setidaknya dapat mengetahui
komunitas genk motor dibalik namanya yang identik dengan kekerasan atau image
negatifnya sebagai gambaran kita terhadap setiap komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian komunitas
Komunitas
adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat
antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau
values (Kertajaya Hermawan, 2008). Proses pembentukannya bersifat horisontal
karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah
identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi
kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu komunitas,
terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan
sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya,
ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya
diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas,
karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan
menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan
kelompoknya.
2. Sejarah singkat komunitas
Sejarah
komunitas ini sudah begitu berkembang di luar negeri, seperti Inggris, Swedia
dan negara-negara Eropa lainnya. Partisipasi komunitas dilibatkan dalam praktek
penelitian dan penulisan sejarah yang lebih popular. Di Indonesia sendiri
sebenarnya beberapa komunitas sudah mempraktekkan model sejarah ini dengan
berbagai macam bentuknya. Ciri dari sejarah komunitas adalah pada aspek
kelokalannya dan partisipasi dari anggota-anggota komunitas.
Proyek
sejarah komunitas seringkali diikuti dengan serangkaian kegiatan; seperti
perekaman dan wawancara sejarah lisan, mendorong laki-laki dan perempuan lokal
untuk memproduksi buku dan pamphlet tentang sejarah lokalnya, bekerjasama
dengan para guru untuk menulis muatan lokal dalam pelajaran sejarah yang
dihubungkan dengan Kurikulum Nasional; perjalanan atau festival sejarah,
pengumpulan benda-benda serta arsip sejarah kemudian membuatnya dalam satu
pameran komunitas. Selain itu, orang-orang yang terlibat juga mendapatkan
kesempatan untuk pelatihan keahlian seperti tehnik wawancara atau pengarsipan.
Semua pekerjaan ini kemudian dikumpulkan dan ditampilkan di website dan
terkadang juga diterbitkan sebagai laporan akhir proyek.
Tetapi
terkadang proyek-proyek sejarah komunitas seperti ini tidak jarang mendapatkan
cibiran dari para sejarawan akademis dianggap sebagai kerja amatiran, padahal
oleh Kuntowidjoyo sendiri sudah dikatakan bahwa semua orang bisa menjadi
sejarawan. Pandangan miring terhadap sejarah komunitas dikarenakan sejarah
komunitas dianggap tidak ketat dalam menggunakan metode (sejarah), tidak
kontekstual dan tidak lebih sebagai kumpulan cerita yang sedikit sekali mengacu
pada sejarah nasional yang lebih luas. Tetapi juga harus diingat bahwa dalam
sejarah komunitas ini justru bisa mengatasi pemisahan fungsi sejarah sebagai
pendidikan dan sejarah sebagai hiburan (seni), karena dengan dua fungsi
tersebut sejarah komunitas bisa berkomunikasi dengan publik yang lebih luas,
dimana sebagian besar sejarawan gagal melakukannya.
Partisipasi
kewargaan dalam sejarah komunitas menunjukkan bahwa banyak orang berminat
menjadi subjek dari sejarah. Bukan hanya sekedar obyek dari sejarah itu
sendiri, dan ini adalah sesuatu yang penting diluar mengobati perasaan
keingintahuan tentang sejarah, tetapi menawarkan kepemilikan atas sejarah dan
kebanggaan atas wilayah yang didiaminya (tanah air?), ini adalah salah satu
factor dalam membentuk kesadaran kewargaan.
3. Unsur-unsur komunitas
Menurut George Jr. (1955) yang melakukan studi rural
menyatakan bahwa komunitas adalah hal yang dibangun oleh fisik atau lokasi
geografi (physical or geographical
location) dan kesamaan dasar akan kesukaan
(interest) atau kebutuhan (needs).
4. Observasi komunitas
Pada kesempatan ini kelompok kami melakukan survey wawancara sebagai langkah untuk mengetahui sedikit
mengenai objek yang dijadikan bahan observasi yaitu terhadap “komunitas genk
motor”. Adapun bentuk kegiatan observasi yang kami lakukan yaitu:
a. Dialog Pertanyaan Wawancara
Bentuk
pertanyaan singkat seputar wawancara yang dilakukan yaitu:
1)
Apa nama komunitas tersebut?
2)
Bagaimana sejarah terbentuknya
komunitas tersebut dan factor apa yang menjadikan komunitas tersebut terbentuk?
3)
Seperti apa kepengurusan dalam
komunitas tersebut?
4)
Bentuk kegiatan apa saja yang ada
dalam komunitas tersebut?
5)
Konflik apa yang sering terjadi
dalam komunitas tersebut?
6)
Bagaimana tanggapan orang tua
terhadap komunitas tersebut?
7)
Bagaimana tanggapan orang sekitar
tentang komunitas tersebut?
8)
Apa yang membuat komunitas tersebut
menjadi langgeng dan tetap eksis?
b. Jawaban Pertanyaan Wawancara
1)
Nama komunitas Raja Community menjadi
nama komunitas yang kami pilih karena sebagian besar menggunakan motor RX King
(Raja).
2)
Terbentuk pada tanggal 9 agustus
2010. Alasan dibentuknya komunitas tersebut karena adanya kesamaan hobi yaitu
modifikasi motor dan tentang mekanik perbengkelan mesin otomotif. Diantara
mereka yang menjadi anggota komunitas tersebut memiliki kemampuan dalam bidang
otomotif sehingga dengan kemampuan yang mereka miliki dituangkan dan dikembangkan
melalui modifikasi motor. Komunitas ini merupakan komunitas yang terbentuk atas
dasar kesamaan hobi, jadi untuk status legal tidak ditetapkan.
3)
Untuk kepengurusan dalam komunitas
ini ada ketua, wakil, sekretaris dan bendahara yang memiliki tugas secara umum
dalam sebuah organisasi, tentunya dalam mengelola setiap kegiatan dalam
komunitas ini agar segala kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
4)
Dalam komunitas ini ada beberapa
kegiatan yang rutin dilakukan yaitu kumpul setiap malam minggu untuk sekedar
bercengkrama seputar perkembangan modifikasi motor, info terbaru seputar
perkembangan komunitas, dan paling penting untuk mempererat tali silaturahmi
antar anggota komunitas ini maupun komunitas yang lain, dan untuk kegiatan lain
yaitu mengadakan touring setiap 2 bulan sekali.
5)
Setiap komunitas pastinya ada
beberapa masalah atau konflik baik masalah yang bersifat internal maupun
eksternal. Untuk internal seperti permasalahan antar teman dan masalah
eksternal seperti masalah dengan komunitas lain karena merasa adanya persaingan
atau masalah dengan masyarakat sekitar yang mengganggap genk motor atau
komunitas motor mempunyai image negative yang syarat dengan kegiatan
vandalisme, kekerasan, dan urakan. Maka dalam menghadapi masalah seperti ini
mereka memilih dalam jalur musyawarah secara damai apapun bentuk masalahnya,
karena menurut mereka melalui cara itulah setiap masalah dapat diketahui dengan
jelas dan ditemukan jalan keluarnya.
6)
Tanggapan orang tua terhadap
komunitas ini tentunya ada yang mendukung dan ada yang kurang mendukung.
Alasannya bagi mereka orang tua yang mendukung karena memahami kemauan anak
yaitu dengan mereka memiliki komunitas motor akan dapat menambah ilmu dan
kemampuannya dalam bidang otomotif dan bagi yang kurang mendukung karena masih
beranggapan bahwa komunitas motor identik dengan dunia kekerasan. Padahal
menurut mereka sama sekali tidak ada unsur kegiatan yang mengarah pada hal-hal
kekerasan tetapi melalui komunitas ini mereka dapat mengembangkan bakat
ketrampilan serta potensi mereka dalam bidang otomotif.
7)
Tanggapan orang sekitar terhadap
adanya komunitas ini masih beragam, artinya ada yang pro, kontra, dan netral.
Bagi yang mendukung karena memahami apa yang ada dalam komunitas kami dengan
bentuk kegiatan yang dilakukan, bagi yang kontra tentunya tidak lepas dari
anggapan bahwa komunitas atau disebut genk motor tidak jauh dari kegiatan yang
urakan atau kekerasan, dan selebihnya tidak mengetahui tentang apa yang ada
dalam komunitas ini.
8)
Komunitas dapat langgeng karena
adanya kebersamaan dalam setiap kegiatan yang menumbuhkan keakraban dan
solidaritas yang baik antar teman atau anggota. Pastinya dalam menjalin
hubungan persahabatan antar teman untuk selalu dijaga agar tetap berjalan baik,
dan jika ada masalah segera diselesaikan. Itu yang menjadi sikap kami terhadap
setiap anggota dalam komunitas ini.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Komunitas merupakan bagian yang ada dalam kehidupan
kita, dengan berbagai macam jenis komunitas yang ada serta berbagai kegiatan
yang dilakukan dapat menambah pemahaman kita terhadap komunitas dilingkungan
kita. Komunitas terbentuk atas dasar yang jelas yaitu antara kesamaan perasaan
atau kebutuhan dalam suatu hal, serta meraka yang tergabung dalam suatu
komunitas memiliki kesamaan persepsi terhadap suatu bidang yang membawa mereka
bersatu membentuk sebuah komunitas. Dalam hal ini komunitas genk motor menjadi
contoh kecil dari sekian banyak komunitas yang ada. Mereka memiliki image
negative bagi sebagian orang karena pemberitaan yang buruk membawa dampak yang
kurang baik bagi komunitas tersebut. Tetapi tidak semua anggapan itu benar
adanya, pada nyatanya Raja Community ini memiliki kegiatan positif yang
diketahui melalui observasi singkat yang telah kami lakukan.
b. Saran
Komunitas yang positif akan berpengaruh baik pada
lingkungan maupun anggota komunitas itu sendiri. Komunitas terbentuk karena
kebersamaan akan persamaan hobi maupun keterampilan, maka dalam hal ini
bagaimana cara agar dalam suatu komunitas dapat terus menumbuhkan sesuatu yang
bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, pastinya semua tidak
lepas dari peran masing-masing komunitas dalam memanfaatkan setiap unsur
kebaikan dari kegiatan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar